PERJALANAN
SEORANG PASKIBRAKA
Pengibaran
bendera Merah Putih bisa saja gagal. Pasukan 17 akan kacau dan pasukan 8 akan
berantakan karena tidak ada yang mengatur tempo berjalan. Bukan karena
latihannya tidak pernah serius. Bukan juga akibat kekurangan orang untuk
mengisi pasukan. Inilah celakanya bila Ahmad kehabisan suara, sebab dia menjadi
komandan pasukan 17.
Beberapa
bulan yang lalu Ahmad, siswa kelas 10 SMAN 7 Tangerang yang mengikuti eskul
paskibra di sekolah itu. Pada bulan april diadakan seleksi untuk menjadi
paskibraka tingkat provinsi dan nasional. Ahmad pun mengikuti seleksi tersebut.
Persyaratan seleksi tersebut adalah tinggi badan untuk putra minimal 170cm,
untuk putri minimal 165cm, berat badan untuk putra 70kg, untuk putri 65kg. Ahmad sudah mencukupi semua syarat yang
ada. Dia pun bersiap-siap pada hari seleksi, seleksi tersebut akan dilaksanakan
di stadion benteng tangerang. Setelah sampai di stadion benteng, ahmad pun
segera ke meja daftar ulang. Setelah daftar ulang Ahmad pun menunggu di tengah
lapangan. Setelah seluruh peserta sudah datang apel pembukaan pun di mulai.
Apel
pun selesai, kini seluruh peserta di bagi menjadi 4 kelompok. Ahmad termasuk
pada kelompok 4 atau kelompok terakhir. Tes pertama yang dilakukan oleh seluruh
peserta adalah tes fisik yaitu lari keliling lapangan selama 12 menit, lari
membentuk angka 8 selama 12 menit, push up selama 1 menit, sit up selama 1
menit. Seraya menunggu giliran untuk memulai tes, Ahmad pun ingin berkenalan
kepada seluruh peserta yang ada.
“Halo, nama saya ahmad, saya dari SMAN 7 Tangerang.
Nama kamu siapa?”/
“Halo, nama saya andri, saya dari SMK 6 Tangerang.
Senang berkenalan dengan anda.”
“Saya harap kita dapat lolos ke tingkat provinsi
ya.”
“Saya harap juga begitu.”
Setelah
berbincang cukup lama dengan andri, akhirnya kelompok mereka mulai melakukan
tes. Ahmad berhasil mendapatkan 4 putaran sedangkan Andri mendapatkan 6
putaran, untuk tes lari angka 8 Ahmad mendapatkan 4 putaran sedangkan Andri
mendapatkan 7 putaran, untuk pushup Ahmad mendapatkan 30 kali pushup dalam
semenit sedangkan Andri mendapatkan 40 pushup dalam semenit, begitu pula dengan
situp.
Setelah tes selesai,
pada sore harinya panitia tes mengumumkan hasil tes tersebut. Panitia membagi
peserta menjadi 2 yaitu yang lolos dan yang tidak lolos. Setelah di umumkan ternyata
Ahmad tidak lolos ke tingkat provinsi dan nasional, sedangkan Andri lolos ke
tingkat provinsi dan nasional. Ahmad tidak bersedih hati karena dia masih
berkesempatan untuk menjadi paskibraka tingkat kota Tangerang.
1
bulan pun berlalu, walaupun Ahmad tidak terpilih mencadi calon paskibra tingkat
provinsi dan nasional, dia tetap akan mengikuti seleksi calon paskibra tingkat
kota tangerang. Pada akhir bulan mei Ahmad mengikudi DIKLAT (Pendidikan dan
Latihan) dan seleksi paskibraka tingkat kta tangerang, yang bertempat di SMK 4
Tangerang. Sehari sebelumnya Ahmad berkemas untuk barang barang yang akan ia
bawa untuk diklat nanti.
Pada
saat diklat Ahmad sedang kurang enak badan, tetapi dia akan berusaha keras agar
mendapatkan posisi di paskibraka kota tangerang. Diklat di lakukan selama 3
hari 2 malam. Pada hari kedua di lakukan pantaukhir (pantauan akhir). Ahmad pun
terpilih menjad salah satu calon paskibraka kota tangerang.
Pada
akhir juni dimulai lah latihan Ahmad dan 61 temannya untuk menjadi seorang
paskibraka. Tetapi Calon Paskibraka tingkat kota hanya membutuhkan 50 orang
saja, dan di tingkat provinsi membutuhkan 9 orang. Agar menjadi 50 orang dari
52, ada seleksi lagi, tetapi para calon tidak tahu siapa yang akan di
pulangkan. Ahmad merasa khawatir akan dirinya, dia merasa takut. Saat sore hari
di umumkan lah siapa yang harus pulang, Ahmad pun senang karena dia tidak di
pulangkan, tetapi dia merasa sedih karena telah kehilangan teman yang selama 5
hari ini sudah berlatih bersama.
“Kasihan sekali si Tiwi, dia sudah berlatih keras
seperti kita, tetapi dia malah yang di pulangkan” ujar Ahmad
“Iya kasihan sekali dia, kasihan juga si Tyo, dia
juga di pulangkan” saut Imam
Setelah
satu bulan latihan bersama yang tingkat provinsi , akhirnya yang tingkat
provinsi berangkat ke banten untuk menjalankan latihan bersama dengan calon
paskibraka tingkat provinsi dari kota kota lain di banten.
“Selamat berjuang kawan di banten, kami disini
mendoakan kalian agar sehat selalu dan saat hari H tidak terjadi hal-hal yang
tidak kita inginkan.” Ujar Ahmad
“Terima kasih Ahmad, kami juga akan mendoakan kalian
di kota agar saat hari H tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.” Saut
Andri yang telah melakukan seleksi tingkat provinsi bersama Ahmad.
Tidak
terasa sudah tanggal 15 agustus, pengukuhan sudah dimulai. Ada satu teman Ahmad
yang orang tuanya tidak datang ke acara ini. Temannya bernama Ayu.
“Ayu, kenapa kamu menangis?” tanya Ahmad
“Orangtuaku tidak hadir pada acara pengukuhan” jawab
ayu
“yang sabar Ayu, semoga mereka datang saat
pengibaran” saut Ahmad
Pada
malam pelipatan Ahmad merasa tenggorokannya sakit, dia takut suara dia akan
habis saat pengibaran. Dia lalu meminta obat, “ka, saya boleh minta obat
batuk?”, “untuk apa?” tanya kak richo. “tenggorokan saya terasa sakit
kak”,”kamu kan sebagai komandan pasukan 17, nanti kalo kamu minum obat suara
kamu akan habis” jawab kak richo.”yasudah, aku tidak akan meminum obat, aku
usahakan besok untuk tampil sempurna”,”iya kakak doakan agar besok angkatan
kamu menjalanakan tugas dengan benar dan tidak ada hal yang tidak kita
inginkan”
Saat
esok harinya pukul 9 pagi upacara pun dimulai. Ahmad merasa gugup karena takut
suaranya habis. Upacara pun selesai, ternyata suara Ahmad tidak hilang.
Janganlah
kita merasa pesimis untuk segala sesuatu. Kita harus menjadi optimis untuk
mendapatkan hal tersebut